Federasi GSPB |
Federasi GSPB melakukan konvoi berkeliling kawasan tersebut, berteriak meminta buruh keluar dari pabrik-pabrik untuk bersama menuntut upah.
Aksi hari Jum'at itu berhasil menarik ribuan massa buruh untuk berarak ke pintu tol Kawasan MM2100. Di pintu tol inilah kemudian telah menunggu Polisi yang bersiaga dengan mobil water canon. Aksi telah menyebabkan kemacetan yang cukup panjang inilah menjadi tujuan buruh, menutup akses keluar-masuk kendaraan.
Aksi yang dilakukan buruh adalah menekan pengusaha dengan menghentikan ratusan mobil dari pabrik yang keluar masuk lewat tol Cibitung 2. Di depan pintu tol inilah buruh melakukan orasi, menyampaikan tuntutan kenaikan upah dan menolak kenaikan harga BBM.
“Kenaikan upah 2015 yang dibarengi dengan kenaikan harga BBM tidak akan mampu meningkatkan kesejahteraan buruh. Apalagi, hasil survei Komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) masih menggunakan harga BBM lama. Pemerintah harus membatalkan kenaikan harga BBM,” teriak lantang Cecep Saripudin, Ketua Umum Federasi GSPB dalam orasinya.
Massa buruh dari berbagai serikat terlibat bersama dalam aksi, dari GSPB, FKI SPSI, FSPMI dan serikat lainnya. Ada yang tak biasa di aksi hari itu. Serikat besar yang kerap mendominasi kepeloporan karena jumlah anggota yang banyak, kini tak terlihat memimpin massa. Ada apa gerangan?
“Kita harus memisahkan diri dengan barisan massa pendukung Prabowo dalam menyerang Jokowi yang kini menaikan harga BBM, agar jelas posisi-posisi masing-masing. Kami tidak ingin aksi-aksi kami justru memperkuat posisi politik Prabowo yang juga beroposisi terhadap Jokowi, karena jika Prabowo berkuasa, hal itu dapat membahayakan demokrasi dan memperburuk keadaan. Salah satu caranya adalah memisahkan diri dari serikat maupun organisasi pendukungnya agar jelas di mata rakyat. Jokowi bukan pemimpin yang akan menyejahterahkan buruh, sehingga harus diganti, tapi bukan oleh Prabowo, harus yang lebih baik, yakni dari tokoh yang dibesarkan oleh dan bersama gerakan rakyat,” terang Ata, Pengurus Federasi GSPB bidang Politik dan Organisasi disela-sela aksi.
Seperti diketahui, Federasi GSPB menolak bersatu dengan serikat buruh pendukung Prabowo dan Koalisi Merah Putih (KMP) dengan pertimbangan persatuan semacam itu dapat membahayakan demokrasi dan membingungkan massa. Namun, mereka tidak menolak jika aksi menyerang bersama dari barisan terpisah.
No comments