isi Beban Rumah Tangga dan Perjuangan | SekberBuruH
Select Menu

ads2

Aksi

Kampanye

Kampanye

Aksi

Kabar Basis

Kampanye

Ekspresi

Solidaritas

Artikel

SEKBER BURUH TV

» » Beban Rumah Tangga dan Perjuangan
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Oleh Damar Panca Mulya
 
Banyak kawan keuletannya terganggu karena keadaan rumah tangganya. Rumah kurang belanjalah, kurang tuk beli susu si kecil lah, kurang ini lah kurang itu lah. Sampai disini kita sama-sama taulah, karena itu sudah menjadi konsekuensi dari hidup berkeluarga. Tetapi sayangnya tidak lah sampai disini wabah serba kekurangan itu berhenti. Kepayahan rumah tangga ini lambat laun menjadi dan dijadikan alasan untuk mengurangkan kegiatan dalam perjuangan, malahan berangsur-angsur kekurangan tersebut dasyahkan sebagai alasan untuk meninggalkan perjuangan, pertama dengan istilah sementara untuk selanjutnya dengan diam-diam sementara itu disulap menjadi selama-lamanya. Padahal kita sama-sama tahu, bahwa kita sebagai orang tiada kurang dan tiada lebih dari pada bagian yang kecil dari satu klas yang mempunyai kodrat bergerak diatas dasar kepentingan dan kebutuhan klas.

Dapatkah kiranya rumah tangga pribadi buruh dipisahkan dari pada perjuangan buruh ? kalau rumah tangga pribadi buruh dapat dipisahkan dari pada klas buruh, dapatkah kiranya rumah tangga buruh memperoleh ketentraman dan kesejahteraan dangan tidak memperjuangkan kepentingan kaum buruh ? manakah yang sebenarnya menjadi pangkal kekacauan rumah tangga pribadi buruh, pemerasan modal ataukah perjuangan buruh ? kalau perjuangan klas buruh dipandang sebagai penambah kekacauan rumah tangga pribadi yang sudah kacau itu, maka bolehkah seharusnya perjuangan buruh itu dipandang sebagai pertahanan atau tambahan ketentraman rumah tangga pribadi buruh ? patutkah kita berdiri dengan melihat dan mengupas kepincangan dunia dengan tiada kesanggupan untuk merubah dunia yang sudah jelas kepincangannya itu ? masyarakat kita bergerak dengan arah yang tertentu dan masyarakat bergerak sebagai hasil pertentangan antara alam dan masyarakat dan dalam masyarakat itu sendiri. Sepanjang jalan pertentangan, masyarakat bergerak dari persaudaraan kuno ke persaudaraan modern. Memang hokum kemajuan berdasarkan pertentangan. Patut direnungkan pula, bahwa makin besar kekuatan produksi bukanlah makin kurang pemerasan yang dilakukan oleh kapitalis, melainkan makin ganaslah ia, karena makin tambahlah jug nilai lebih, kerja yang tidak dibayar itu, malahan makin keraslah tekanan modal untuk mendesak buruh kegaris permukaan hidup yang serendah-rendahnya. Tetapi semuanya itu ada batasnya, adapun batas yang jelas adalah teriakan buruh, “sampai disini tuan, jangan lah lebih lanjut” tidak salah bila dikatakan, bahwa kapitalis telah melahirkan pahlawan anti kapitalis dan bahwa kapitalisme menggali kuburnya sendiri.

Sesungguhnya pemerasan modal adalah sumber ialah sumber kekacauan dan kekurangan dalam rumah tangga (pribadi) buruh. Kekacauan dan kekurangan dalam rumah tangga yang menjadi kenyataan yang umum dikalangan kaum buruh menjadi sumber sebab berkobarnya perjuangan klas buruh. Dihadapan buruh hanya terbentang jalan pengorbanan yang bersimpang dua, kekanan buruh berkorban untuk kaum kapitalis (melahirkan anak dan nilai lebih untuk kapitalis) dan kekiri ialah berkorban untuk kaumnya sendiri, yaitu klas buruh (bersama anak berjuang kearah masyarakat baru).

Lain jalan dari pada jalan pengorbanan itu tidaklah ada. Dan memang dunia ini hanya bagi mereka yang sanggup berkorban.

Kita berjuang kearah masyarakat baru. Bila kapitalis banyak bersemboyan “rugi dimuka, untung dibelakang”. Maka pejuang bersemboyan “berat dan payah bagi kita sekarang, tetapi senang dan bahagia bagi anak cucu kita yang akan datang”. Maka kekurangan dan kepahitan serta kekecewaan dalam perjuangan bagi pejuang bukanlah sebab dan tidak akan dijadikan sebab untuk mengundurkan diri dari perjuangan. Kekurangan, kepahitan, dan kekecewaan dalam perjuangan bagi pejuang semata-mata menjadi bahan untuk dikaji, ditempuh dan diatasi bersama.

Dalam ikhtiar bersama untuk mengatasi kekurangan, kepahitan, dan kekecewaan dalam perjuangan ini lambat laun pasti dan lahir rasa setia kawan (solidaritas) antara kawan-kawan seperjuangan yang sudah tentu melahirkan kekuatan yang sedikit banyak dapat meringankan beban rumah tangga pribadi yang tiada terpisah dan memang tidak dapat dipisahkan dari pada perjuangan itu.
 

About Unknown

Sekber Buruh adalah persatuan perjuangan buruh untuk melawan tiap bentuk penindasan dengan program-program kerakyatan yang anti penindasan dan penghisapan.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Ayo Berkomentar