 |
| MayDay untuk semua |
SEKBER BURUH, Jakarta - Ribuan buruh turun ke jalan, berunjuk rasa menyampaikan aspirasi mereka. Khusus di Jakarta, demo di beberapa titik berlangsung kondusif hingga malam hari.
Tak hanya berorasi, mereka mengisi kegiatan ini dengan bernyanyi dan berjoget bersama. Di antara ribuan buruh yang menyemut, ada sekelompok orang yang berpenampilan nyentrik dengan aksesoris warna cerah berupa syal bulu berwarna orange dan hijau.
Kehadiran mereka menyedot perhatian buruh-buruh lainnya. Mereka adalah waria dari Forum Komunikasi Waria Indonesia (FKWI). Komunitas ini bukan belakangan akrab di telinga. Bersama buruh kali ini, enam orang waria itu ikut melakukan konvoi.
Koordinator FWI, Yulianus Rettobalut atau sapaan akrabnya Mami Yuli mengatakan, kehadiran mereka bertujuan agar pemerintah senantiasa memperhatikan orang kecil.
"Kita ingin mendorong pemerintah agar memperhatikan orang kecil minoritas yang haknya dilanggar," kata Mami Yuli di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Rabu (1/5).
Buruh yang melihat mereka tak merasa terganggu. Mami Yuli dan kawan-kawannya malah diteriaki dan digoda.
Mami Yuli mengaku komunitasnya selalu ikut turun ke jalan saat peringatan hari buruh ini. Tahun ini adalah tahun yang keempat.
"Ternyata orang kecil tidak mendapatkan kesempatan. Diharapkan 1 Mei, pemerintah bisa mewujudkan. SBY juga harus bertanggung jawab atas hak dasar dan membuka wacana pada masyarakat karena kita ingin diperhatikan," ujarnya.
Selain kehadiran para waria, demo buruh kemarin juga diramaikan dengan patung belalang dan semut yang dibawa Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI). Dua hewan itu simbol buruh kecil dan selalu tertindas. Selain itu, ada juga yang membakar menyan dan membawa keranda mayat sebagai simbol matinya keadilan di negeri ini.
Tak hanya berorasi, mereka mengisi kegiatan ini dengan bernyanyi dan berjoget bersama. Di antara ribuan buruh yang menyemut, ada sekelompok orang yang berpenampilan nyentrik dengan aksesoris warna cerah berupa syal bulu berwarna orange dan hijau.
Kehadiran mereka menyedot perhatian buruh-buruh lainnya. Mereka adalah waria dari Forum Komunikasi Waria Indonesia (FKWI). Komunitas ini bukan belakangan akrab di telinga. Bersama buruh kali ini, enam orang waria itu ikut melakukan konvoi.
Koordinator FWI, Yulianus Rettobalut atau sapaan akrabnya Mami Yuli mengatakan, kehadiran mereka bertujuan agar pemerintah senantiasa memperhatikan orang kecil.
"Kita ingin mendorong pemerintah agar memperhatikan orang kecil minoritas yang haknya dilanggar," kata Mami Yuli di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Rabu (1/5).
Buruh yang melihat mereka tak merasa terganggu. Mami Yuli dan kawan-kawannya malah diteriaki dan digoda.
Mami Yuli mengaku komunitasnya selalu ikut turun ke jalan saat peringatan hari buruh ini. Tahun ini adalah tahun yang keempat.
"Ternyata orang kecil tidak mendapatkan kesempatan. Diharapkan 1 Mei, pemerintah bisa mewujudkan. SBY juga harus bertanggung jawab atas hak dasar dan membuka wacana pada masyarakat karena kita ingin diperhatikan," ujarnya.
Selain kehadiran para waria, demo buruh kemarin juga diramaikan dengan patung belalang dan semut yang dibawa Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI). Dua hewan itu simbol buruh kecil dan selalu tertindas. Selain itu, ada juga yang membakar menyan dan membawa keranda mayat sebagai simbol matinya keadilan di negeri ini.
No comments