MayDay 2013 |
SEKBER BURUH, Jakarta, - Satu Minggu lagi kaum buruh secara Internasional akan merayakan sejarah kemenangannya dengan sebutan May Day. Sejarah kemenangan perjuangan 8 jam kerja. Tak hanya dinegeri ini, diseluruh belahan dunia akan merayakan kemenangan gerakan buruh. Bukan dengan pesta pora dan dansa-dansa.
Sekber buruh menilai May Day kali ini adalah May Day ke 15 yang kaum buruh Indonesia lancarkan aksi besar pasca kediktatoran orde baru. Tapi pihaknya sadar bahwa sistem yang dijalankan oleh pemerintah hari ini begitu sebelumnya, tak berpihak pada kaum buruh dan rakyat.
"Jika 15 tahun lalu kami menuntut demokrasi dan kesejahteraan, begitu pula hari ini," ungkap koordinator Sekber buruh Jabotabek Sultoni saat menggelar jumpa pers di depan kantor LBH, Kamis (25/4/13).
Menurutnya, seiring bergulirnya akan dilaksanakan pesta demokrasi yang biasa disebut pemilihan umum (Pemilu) 2014, kaum buruh dan rakyat merasa tidak lagi mempercayai partai-partai politik di parlemen, pemerintahan SBY-Boediono dan sistem kapitalisme yang saat ini dijalankan ?
"Kami sekber buruh, menyatakan tidak percaya lagi kepada partai politik. Apa yang diberikan sistem kapitalisme, pemerintah, DPR, parpol, polisi dan militer adalah serangan-serangan fisik, politik, dan ekonomi kepada kami yang membuat kami miskin dan semakin menderita," tegasnya.
"Rakyatlah yang harus berkuasa dan selanjutnya membangun industrialisasi nasional, menjalankan reforma agraria yang sejati, menghapuskan utang, menasionalisasi perusahaan tambang, dan agar demokrasi dan kesejahteraan yang sejati tak lagi sekedar bualan-bualan omong kosong pemerintah dan elit politik di parlemen," terangnya.
Sultoni juga menambahkan persoalan fundamental harus dilawan secara fundamental, bukan dengan membebek pada partai-partai borjuasi.
"Agar masuk dalam lingkar-lingkar kekuasaan, tapi harus dibangun kepentingan rakyat," ujarnya.
Oleh karena itu, dalam perayaan May Day kali ini, pihaknya bersama-sama ribuan buruh akan mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Istana Negara.
"Sebagai bentuk ketidakpercayaan kami terhadap parpol dan penyelenggaraan Pemilu, ribuan buruh akan geruduk KPU pada May Day nanti," tuturnya.
Sekber buruh menilai May Day kali ini adalah May Day ke 15 yang kaum buruh Indonesia lancarkan aksi besar pasca kediktatoran orde baru. Tapi pihaknya sadar bahwa sistem yang dijalankan oleh pemerintah hari ini begitu sebelumnya, tak berpihak pada kaum buruh dan rakyat.
"Jika 15 tahun lalu kami menuntut demokrasi dan kesejahteraan, begitu pula hari ini," ungkap koordinator Sekber buruh Jabotabek Sultoni saat menggelar jumpa pers di depan kantor LBH, Kamis (25/4/13).
Menurutnya, seiring bergulirnya akan dilaksanakan pesta demokrasi yang biasa disebut pemilihan umum (Pemilu) 2014, kaum buruh dan rakyat merasa tidak lagi mempercayai partai-partai politik di parlemen, pemerintahan SBY-Boediono dan sistem kapitalisme yang saat ini dijalankan ?
"Kami sekber buruh, menyatakan tidak percaya lagi kepada partai politik. Apa yang diberikan sistem kapitalisme, pemerintah, DPR, parpol, polisi dan militer adalah serangan-serangan fisik, politik, dan ekonomi kepada kami yang membuat kami miskin dan semakin menderita," tegasnya.
"Rakyatlah yang harus berkuasa dan selanjutnya membangun industrialisasi nasional, menjalankan reforma agraria yang sejati, menghapuskan utang, menasionalisasi perusahaan tambang, dan agar demokrasi dan kesejahteraan yang sejati tak lagi sekedar bualan-bualan omong kosong pemerintah dan elit politik di parlemen," terangnya.
Sultoni juga menambahkan persoalan fundamental harus dilawan secara fundamental, bukan dengan membebek pada partai-partai borjuasi.
"Agar masuk dalam lingkar-lingkar kekuasaan, tapi harus dibangun kepentingan rakyat," ujarnya.
Oleh karena itu, dalam perayaan May Day kali ini, pihaknya bersama-sama ribuan buruh akan mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Istana Negara.
"Sebagai bentuk ketidakpercayaan kami terhadap parpol dan penyelenggaraan Pemilu, ribuan buruh akan geruduk KPU pada May Day nanti," tuturnya.
No comments